RSS

Writers Marketing: Seberapa Kuat Usahanya

18 Jun

BUUZZZ…

“Kang…!”

“Ya? Ada apa, Bos?”

“Sebel saya. Naskah ditolak ama penerbit. Ugh, sebel.”

“Oya, sabar aja ya.”

“Padahal kan saya sudah nulisnya empat bulan leebih.. dan bla bla bla.”

* * *

Keluhan demi keluhan rasanya sudah menjadi ‘kebiasaan’ rutin yang dilontarkan penulis (pemula) berkaitan dengan penolakan yang dilakukan oleh penerbit terhadap naskahnya. Penolakan yang sebenarnya adalah hal yang wajar dan lumrah. Penolakan yang dalam dunia penerbitan adalah keputusan wajib yang harus diambil demi terus memutar roda industrinya.

Namun, biasanya penolakan tersebut dipandang berbeda oleh penulis (pemula). Pertama, penolakan sering merupakan pertanda bahwa itulah gong bahwa ia tidak cocok jadi penulis. Sehingga ketika mendengar/membaca penolakan penerbit motivasinya langsung runtuh dan depresi. Sebagai racun bahwa ia harus mulai berhenti menulis. Padaha kata om Stephen King, kegagalan pertama adalah ketika engkau berhenti menulis.

Kedua, terlalu convidence banget. penulis sering berada di dunia khayalan. Maksudnya, tentu setiap mereka yang mengirimkan naskah ada harapan besar yang terselip di hatinya bahwa naskah ini akan diterima dan akhirnya diterbitkan. Nah, khayalan ini kebawa sampai dalam mimpi sehingga secara sadar atau tidak mengikis rasa percaya dirinya atau membangkitkan rasa pede secara ekstrim. Ketika datang penolakan, penulis (pemula) mulai mencari pembenaran, menyalahi penerbitnya yangn kurang profesional dan mengnerti sebuah naskah bagus, ngomong ke sana kemari kalau ia punya naskah bagus banget, dan minimal dalam dirinya tidak mengakui kalo naskahnya memang tidak layak.

Sebenarnya pertanyaan yang paling penting adalah ‘seberapa kuat usaha penulis (pemula) menghadapi penolakan tersebut’?

Apakah merevisi naskah yang ditolak itu sehingga menjadi jauh lebih bagus? Biasanya penerbit yang profesional menyertakan lampiran alasan penolakan naskah. Dengan demikian, penulis (pemula) bisa tahu dimana mereka akan memulai memerbaikinya.

Apakah sudah menawarkan ke penerbit lain? Kenyataannya jumlah penerbitan sangat banyak sehingga peluang menerbitkan naskah menjadi jauh lebih banyak pula dan tentunya pihak redaksi penerbitan z memiliki kriteria yang berbeda dengan redaksi penerbitan.

So, seberapa kuat usaha penulis (pemula) mengantisipasi dan mengatasi penolakan itu sebelum mengeluh soal naskah yanng ditolak?

Dan yang lebih ‘keren lagi’ ngeluh ama penulis lainnya sementara penulis lainnya juga sedang pusing mikirin pembayaran dari penerbit yang belum turun-turun juga. Hahhaha…

Note: Foto dari corbis.com

 
4 Comments

Posted by on June 18, 2008 in Writers Marketing

 

4 responses to “Writers Marketing: Seberapa Kuat Usahanya

  1. Gelandangan

    June 20, 2008 at 10:02 am

    EMank mas menulis itu susah tapi gampang itulah cermin penulis 😀 *sok tau walaupun bukan penulis

    Like

     
  2. findingherdian ni kang

    September 13, 2008 at 7:29 am

    Jadi inget ‘Quote’ film Finding Forrester, “Jika kau ingin menulis, maka menulislah… jangan berpikir, tapi menulis”.
    Kang Arul, Dosen Mata Kuliah Dasar-dasar Produksi Acara TV & Radio, FIKOM Univ. Budi Luhur Jakarta. Potret laki-laki yang sudah mengecap pahit-manis dan asam-garam dunia jurnalistik…. Bantuin anak didikmu ini kang, hwehwehehe…..

    Like

     
  3. writing tips

    January 8, 2009 at 3:37 am

    mas, kasi tw daftar penerbit2 fiksi dunk!

    Like

     

Leave a comment